Pengiriman Delegasi ke Pelatihan Paliatif

oleh : Tashya Angelie Tamara

Setiap tahunnya, 18 juta orang meninggal dengan rasa nyeri yang luar biasa karena sulitnya akses di bidang kesehatan. Data WHO (2020) mencatat bahwa 25.7 juta orang di akhir masa hidupnya membutuhkan pelayanan paliatif, kenyataannya hanya 14% orang yang bisa menerima pelayanan tersebut. Menurut WHO (2002) pelayanan paliatif adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga yang mengalami masalah dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa. Pelayanan paliatif dapat mencegah dan mengurangi penderitaan melalui identifikasi dini, penilaian, dan pengobatan yang tepat terhadap rasa nyeri baik secara fisik, psikososial, maupun spiritual. Pelayanan paliatif dikhususkan bagi pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan (mengancam jiwa) dengan cara meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 812/Menkes/SK/VII/2007 Tentang Kebijakan Perawatan Paliatif, peningkatan jumlah pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan tidak diimbangi dengan pelayanan paliatif yang dibutuhkan oleh pasien. Data dari BPJS Kesehatan (2021) menyatakan bahwa biaya perawatan untuk penyakit yang sulit disembuhkan menghabiskan anggaran terbesar. Kondisi tersebut memperjelas pentingnya pelayanan paliatif di Indonesia hanya saja belum bisa diaplikasikan pada semua daerah karena keterbatasan sarana dan prasarana.

Archipelago Scholar terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masayarakat akan pentingnya pelayanan paliatif melalui pengiriman delegasi ke pelatihanan pelayanan paliatif. Archipelago Scholar mengirimkan Lydia Anggraeni Kidarsa ST., MSc., MA(RCA)DIC sebagai Pembina Komunitas Spinal Muscular Atrophy (SMA) selama 6 bulan dan Tashya Angelie Tamara, S.KM dari Archipelago Scholar selama 4 hari untuk mengikuti pelatihan paliatif yang diselenggarakan oleh Institute of Palliative Medicine Kerala India dan St. Christoper Hospice Inggris. Pelatihan diselenggarakan secara online di tahun 2022 dengan metode presentasi, diskusi, pengerjaan tugas, dan mentoring.

“Tujuan yang ingin saya capai melalui pelatihan ini adalah minimal orang tua (care giver) dapat memahami konsep pelayanan paliatif dan menerapkannya dalam mengasuh anak dengan penyakit Spinal Muscular Atrophy” ujar Lydia Anggraeni Kidarsa ST., MSc., MA(RCA)DIC sebagai Pembina Komunitas SMA. Archipelago Scholar berharap adanya pelatihan ini dapat membantu individu atau organisasi dalam mengimplementasikan pengetahuan dan skill yang didapat pada tempat kerja. Sebelumnya, Archipelago Scholar telah aktif dalam memberikan pelayanan paliatif melalui edukasi, identifikasi awal penyakit, dan pembentukan tim paliatif di rumah sakit. Archipelago Scholar akan terus berkarya untuk mendukung pengembangan pelayanan paliatif agar dapat diakses oleh masyarakat Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *