Seri Seminar Daring bagi Penyintas Spinal Muscular Atrophy (SMA) dalam Era Pandemi COVID-19

Spinal Muscular Atrophy (SMA) adalah suatu penyakit genetik otot-saraf (neuromuscular) yang melemahkan syaraf penggerak pada sumsum tulang belakang sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan otot. Masa pandemi COVID-19 menjadi tantangan bagi penyintas SMA untuk tetap menjaga tubuh khususnya kesehatan napas. Didukung oleh Archipelago Scholar, Komunitas Spinal Muscular Atrophy menyelenggarakan seminar daring berseri yang menyajikan informasi tentang antisipasi yang bisa dilakukan oleh penyintas SMA menghadapi dampak yang mungkin timbul dengan adanya pandemi COVID-19.

Seminar daring yang pertama berjudul “Mengenal dan Antisipasi COVID-19 bagi Penyintas Spinal muscular Atrophy dan Keluarganya”. Topik ini dibawakan oleh dr. Dian Nurputra, M.Sc., Ph.D., Sp.A., seorang anggota satgas COVID RS Bhayangkara Tingkat IV Polda DIY. Seminar kedua berjudul“Latihan Napas bagi Penyintas SMA di Masa Pandemi COVID-19”  dengan pemateri dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung bernama dr. Dian Marta Sari, Sp. KFR. Topik terakhir berjudul “Pengaruh COVID-19 terhadap Fungsi Susunan Saraf”, dibawakan oleh dr. Siti Aminah, Sp.S(K), M.Si.Med., seorang dokter spesialis Saraf Konsultan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Moderator ketiga seminar ini adalah Lydia Anggraeni Kidarsa, ST, M.Sc., MA (RCA)DIC, seorang penyintas Spinal Muscular Atrophy Tipe 3.

Melalui seminar daring ini komunitas SMA Indonesia ingin memberikan pengetahuan bagi anggotanya maupun bagi masyarakat tentang COVID-19 dari aspek kesehatan anak, saraf maupun pernapasan sehingga dapat menumbuhkan awareness. Dalam seminar kedua juga diberikan panduan latihan napas mandiri khususnya bagi penderita SMA. Bertemunya sesama anggota Komunitas SMA Indonesia secara virtual juga menjadi ajang temu kangen.

Kegiatan ini dapat diikuti oleh siapa saja terutama anggota Komunitas SMA Indonesia yang terdiri dari penyintas SMA sendiri, keluarga dengan anggota penyintas SMA, para dokter maupun teman-teman dari komunitas penyandang disabilitas yang lain. Peserta berharap bahwa kegiatan ini dapat dilakukan secara berkala dengan tema yang variatif di setiap sesinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *