Ikan lele (Clarias sp.) merupakan suatu komoditas budidaya air tawar yang sangat dikenal masyarakat Indonesia. Namun demikian, kesadaran untuk mengonsumsi dan mengolah ikan lele dengan baik dan benar belum dimiliki oleh sebagian besar masyarakat. Archipelago Scholar berkolaborasi dengan Nusantara Berkarya dalam Gerakan Nasional Budidaya Lele untuk Kemandirian Pangan. Gerakan ini merupakan gerakan yang memiliki tujuan mewujudkan kemandirian pangan lewat budidaya ikan lele skala komunitas maupun perorangan.
Salah satu bagian dari rangkaian kegiatan ini adalah mengadakan diskusi online tentang nilai gizi dan inovasi produk dari ikan lele. Diskusi ini diadakan pada hari Selasa, 20 Oktober 2020 dengan narasumber Shindy Novia A’yun, S.Pi, Alumna Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga yang sedang melanjutkan studi Dual Degree Programme Master di Kasetsart University Thailand dan Ocean University of China. Dalam diskusi ini, ada sekitar 38 peserta yang bergabung melalui Zoom Meetings. Diskusi ini disiarkan pula di Youtube Live Streaming.
Shindy mengawali materi yang dengan mempresentasikan mitos-mitos konsumsi ikan lele yang ada di masyarakat. Beberapa peserta membenarkan adanya hal ini di beberapa daerah. Materi dilanjutkan dengan nilai gizi dari ikan lele dibandingkan dengan unggas ataupun sapi serta cara menyimpan dan mengolah ikan lele yang benar agar nutrisi-nutrisi pada ikan lele tidak hilang saat dikonsumsi. Materi cara mengolah ikan lele yang disoroti para peserta adalah cara fillet mengingat bentuk tubuh ikan lele berbeda dengan ikan yang biasa difillet di pasaran.
Selain berbagi ilmu tentang gizi ikan lele, Shindy juga diminta untuk berbagi pengalamannya dalam mengembangkan usaha snackbar dan cookies dari ikan lele. Berawal dari rendahnya harga jual ikan lele beberapa tahun yang lalu, Shindy dan teman-teman melakukan penelitian alternatif olahan ikan lele hingga mendapat jenis produk dan formula yang tepat. Jenis snackbar dan cookies ini dipilih karena trend makanan sehat beberapa tahun ini mulai naik daun, sehingga mereka ingin menjadi pelopor snack sehat dari komoditas perikanan sekaligus mematahkan stigma buruk tentang ikan lele sebagai ikan yang hidup di air yang kotor. Ide Shindy dan teman-teman ini juga memenangkan salah satu lomba kewirausahaan mahasiswa. Pada akhir sesi, Shindy berbagi tips pada peserta yang juga pelaku usaha produk perikanan dalam mengurus Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Menurut Shindy, proses pengurusan hanya tujuh hari jika persyaratan lengkap.
Diskusi ini akan terus diadakan oleh Panitia Gerakan Nasional Budidaya Lele untuk menambah bekal peserta dalam budidaya ikan lele dan ketahanan pangan karena salah satu harapan dari program ini adalah mandiri pangan dalam hal sumber protein dari ikan lele. Selain Webinar, Gernasbule juga memberikan bantuan bibit, media dan pendampingan lapangan budidaya lele kepada peserta selama satu siklus budidaya ikan lele.